Laman

Minggu, 24 Juni 2012


Islam: Keadilan Tuhan Mengenai Perbuatan Ateisme dan Penganut Agama Lain



Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, saya perlu menyatakan bahwa isi tulisan ini bukanlah hasil pemikiran murni saya, tetapi hasil dari ilmu-ilmu agama Islam yang telah saya pelajari dan pahami.
Tulisan ini terinspirasi dari pertanyaan berikut yang seringkali saya jumpai:
“Mana yang lebih layak masuk surga antara manusia yang tidak mempercayai adanya Tuhan atau penganut agama selain Islam, dimana sebagian besar hidupnya berbuat baik bagi dirinya dan orang lain, dengan  manusia penganut agama Islam tetapi sebagian besar perbuatannya merugikan dirinya sendiri dan orang lain?”
Tuhan telah menyempurnakan agama Islam sebagai penuntun bagi ummat manusia dalam menjalani kehidupannya, dan menetapkannya sebagai satu-satunya jalan yang diridhoiNya. Hal ini berlaku semenjak jaman Nabi Muhammad Rasulullah hingga akhir dunia (kiamat/armageddon).
Pada hakikatnya surga bukanlah tujuan akhir penganut agama Islam, tetapi keridhoan Tuhan, dan Tuhan telah menyatakan akan memasukkan manusia yang telah diridhoiNya ke dalam surga.
Sebaik apapun dan seburuk apapun perbuatan seorang ateis atau penganut agama selain Islam, Dia akan membalasnya secara sempurna di dunia, tetapi di alam setelah kematian (akhirat) Tuhan tidak akan memasukkannya ke dalam surga.
Sedangkan penganut Islam, seburuk apapun perbuatannya selama dia benar-benar iman kepada Tuhan (hanya Tuhan yang tahu pasti mengenai keimanannya), Dia akan membalas perbuatannya di dunia dan di akhirat (neraka) dan akan memasukkannya ke surga setelah menyempurnakan hukumannya.
Memang diakui bahwa prinsip ini bahwa hanya Islamlah agama yang benar, telah banyak disalahpahami penganut Islam sendiri, dengan mencaci atau bertindak semena-mena (tanpa dasar hukum) terhadap manusia yang tidak menganut agama Islam. Orang-orang tersebut adalah orang-orang yang tidak atau belum mempelajari, memahami dan mengamalkan hukum-hukum/peraturan dalam agama Islam secara benar.
Mengenai manusia yang seumur hidupnya tidak pernah sama sekali mengenal dan mengetahui agama Islam, merupakan hak mutlak Tuhan dalam menentukan nasibnya di dunia dan akhirat.
Islam sangat menghargai segala perbedaan khususnya mengenai ketuhanan, dan penganutnya sangat dituntut atau ditekankan untuk menjaga, menghargai atau memenuhi hak-hak orang-orang yang tidak memilih Islam sebagai penuntun hidupnya.
Ummat Islam ditugaskan Tuhan untuk menyampaikan Islam, bukan memaksa, karena tak ada satupun manusia yang dapat memaksa hati seorang manusia. Hidayah adalah milik Tuhan.
Mudah-mudahan tulisan ini dapat memberikan pengertian dan meluruskan kesalahpahaman mengenai prinsip agama Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar