Laman

Minggu, 24 Juni 2012


Worldview Iblis





Masih ingat satu kisah legendaris yang terekam dalan teks suci yang turun 15 abad silam tepat pada 17 Ramadhan. Kisah pembangkangan sesosok makhluk yang diciptakan dari api karena menolak untuk sujud kepada manusia pertama. Sejak saat itu makhluk ini dilaknat dan ditakdirkan menjadi musuh abadi manusia hingga akhir jaman. Dialah iblis, yang menjadi simbol perlawanan kepada Tuhan dan segala macam bentuk kejahatan dan kemungkaran.
Iblis tidak terima. Ia merasa terhina. Tidak sepantasnya ia sujud kepada sesama makhluk, apalagi pada pendatang baru yang bernama Adam. Akhirnya Iblis saat itu juga mendeklarasikan pembangkangannya dengan bersumpah akan menyesatkan setiap anak cucu Adam. Genderang perang telah ia tabuh. Iblis tanpa segan dan sungkan dengan mantap memproklamirkan bahwa segenap kekuatan yang dimiliki akan ia pergunakan untuk menggiring manusia masuk dalam barisan pengikut dan tentaranya.
Babak baru kehidupan manusia dimulai sejak saat itu. Adam dan Hawa diturunkan ke muka bumi. Rupanya Allah berkehendak membekali Adam dan setiap anak cucunya dengan petunjuk. Tujuannya agar seluruh manusia selamat dan tidak masuk dalam perangkap iblis. Seperangkat pedoman lengkap mengenai jalan kehidupan yang harus ditempuh akhirnya diwahyukan kepada Adam hingga nabi terakhir Muhammad saw. Dengan jelas diterangkan perkara apa yang harus dijalankan, dan perbuatan apa yang harus ditinggalkan. Termasuk informasi penting lainnya bahwa iblis tidak hanya berupa iblis sebagaimana wujudnya yang asli, iblis juga dapat berwujud manusia.
Informasi penting inilah yang dirasa sulit bagi manusia.  Tanpa sikap jeli dan kewaspadaan tingkat tinggi akan sulit bagi setiap anak cucu Adam untuk membedakan mana jenis manusia yang memang manusia seperti wujud manusia pada umumnya, dan mana iblis yang berkedok manusia. Sebab jika iblis atau setan dibacakan ta’awudz maka mereka akan segera lari terbirit-birit. Beda dengan iblis yang berwujud manusia. Seribu kalipun dibacakan taawudz, bukannya lari, boleh jadi ia hanya terbahak sambil melecehkan dan terus menggoda manusia.
Iblis sadar betul bahwa keberadaan Qur’an akan menjadi penghalang terbesar bagi pelaksanaan missinya menyesatkan manusia. Selama manusia berpegang teguh padanya iblis tidak akan dapat berbuat apa-apa, iblis akan mati kutu. Namun iblis memang jenius, dengan cerdik ia  menangkap kelemahan manusia. Iblis paham jika manusia dibekali nafsu. Dan nafsu inilah yang dijadikan konci pembuka untuk menggiring manusia masuk dalam lingkaran dokrin-doktrinnya. Melalui bisikan superhalus, iblis membisikkan bahwa kebebasan adalah mahkota manusia. Didoktrinkan oleh iblis, oleh sebab bumi dan segala isinya diciptakan hanya untuk manusia maka manusia pun bebas berkehendak menentukan makna segala hal diluar dirinya. Karena pada dasarnya nafsu dicipta dengan sifat sebagai budak kebebasan, dengan mudah ia masuk perangkap iblis yang terus mengkampanyekan kebebasan untuk melawan Tuhan.
Iblis yang berwujud manusia segera menyusun strategi. Ia tak mau tinggal diam. Ia harus loyal dan patuh pada juragan iblis. Apa saja yang telah diperintah dan mempunyai hukum final dalam Qur’an dikaburkan dengan gaya penafsiran semau gue. Dan sebaliknya segala perkara yang dilarang pun digosok dengan gaya ilmiah sehingga menjadi perkara syubhat yang terus dipolemikkan. Manusia pada akhirnya akan gampang terpukau oleh perangkap iblis yang sering disembunyikan dibalik narasi-narasi kebebasan dan perubahan. Sebagai anak cucu Adam sudah seyogyanya kita waspada dan senantiasa berdo’a agar kita senantiasa terhindar dari godaan setan yang terkutuk!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar