Laman

Minggu, 24 Juni 2012


Montesquieu berlagak jadi Tuhan, Fir’aun & Dajjal Mengaku Tuhan






“(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagiorang-orang yang berserah diri” (Quran An-Nahl 89)
Persamaan Fir’aun dan al-Masih ad-Dajjal adalah
1. Mereka berdua adalah manusia,
Berikut ini Dalil terkait Fir’aun
Musa mengatakan, “Sesungguhnya kamu (Fir’aun) telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang langit dan bumisebagai bukti-bukti yang nyata. Dan sesungguhnya aku memiliki persangkaan kuat kamu, hai Fir’aun merupakan seorang yang akan binasa. (Al-Quran, Al Isro’ [17]  : 102)
Berikut ini Dalil terkait Dajjal
Dari An-Nawwas bin Sam’an z, Rasulullah SAW bersabda:
Dia adalah seorang pemuda yang sangat keriting rambutnya, hilang cahaya matanya, seakan-akan aku menyerupakannya dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan.” (HR. Muslim: 2937)
Dalam riwayat lain: “Rambutnya kusut.”
2. Mereka mengaku sebagai Robb (Tuhan)
Berikut ini Dalil terkait Fir’aun
“Maka dia (Fir’aun) mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: “Akulah Rabb-mu yang paling tinggi“. (QS An-Naazi’at 23-24)
Berikut ini Dalil terkait Dajjal
“Dan di antara fitnah (Ad-Dajjal) juga adalah, ia akan berkata kepada seorang Arab, ‘Pikirkanlah olehmu, sekiranya aku dapat membangkitkan ayah dan ibumu yang telah mati, apakah kamu akan bersaksi bahwa aku adalah Rabb-mu? ‘ Laki-laki Arab tersebut menjawab, ‘Iya.’ Kemudian muncullah setan yang menjelma di hadapannya dalam bentuk ayah dan ibunya, maka keduanya berkata, ‘Wahai anakku, ikutilah ia (Ad-Dajjal), sesungguhnya dia adalah Rabb-mu.’ (HR Ibnu Majah - 4067)Shahih
Dari Anas r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada seorang Nabipun yang diutus oleh Allah, melainkan ia benar-benar memberikan peringatan kepada umatnya tentang makhluk yang buta sebelah matanya serta maha pendusta. Ingatlah sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya Tuhanmu ‘Azzawajalla semua itu tidaklah buta sebelah mata seperti Dajjal. Di antara kedua matanya itu tertulislah huruf-huruf kaf, fa’, ra’ -yakni kafir.” (Muttafaq ‘alaih)
3. Mereka meniru sifat-sifat Alloh
Pengakuan Fir’aun dan Al-Masih ad-Dajjal sebagai Robb (Tuhan) membawa implikasi upaya mereka untuk menyerupai atau meniru sifat-sifat Alloh sebagai Penguasa (Al-Malik) yang memiliki Kekuasasan (Al-Akbar) dan menentukan Hukum (Al-Hakam) sehingga pengikutnya tunduk dan patuh.
Namun Fir’aun telah di Azab oleh Alloh, sedangkan Dajjal merupakan salah satu Tanda-Tanda Kiamat yang muncul sebelum datangnya kiamat, ada satu hadist yang menunjukkan bahwa Dajjal telah ada pada zaman Nabi Muhammad SAW, hadist tersebut ada pada sumber bahasan Phase 1, Dajjal di Pulau 007 yakni Inggrishttp://filsafat.kompasiana.com/2012/06/24/phase-1-dajjal-di-pulau-007-yakni-inggris/
. Sehingga bisa dikatakan Era Modern sekarang ini merupakan era Fitnah Dajjal. Di era penuh fitnah yang kita jalani dewasa ini menuntut kewaspadaan dan antisipasi menghadapi puncak fitnah, yaitu keluarnya Al-Masih Ad-Dajjal. Semua Nabi utusan Allah memperingatkan kaumnya masing-masing akan munculnya fitnah paling dahsyat sepanjang zaman, dan atas Kekuasaan Alloh Dajjal terbunuh melalui tanggan Nabi Isa Alaihissalam (Sumber bahasan Danau Thabariyyah Kering dan Dajjalhttp://filsafat.kompasiana.com/2012/06/24/danau-thabariyyah-kering-dan-dajjal/
). Melalui Imam Ahmad meriwayatkan dari Abud Darda’, Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Barangsiapa yang hafal sepuluh ayat pertama surat al-Kahfi, maka ia akan dilindungi dari (Fitnah) Dajjal”.
Berikut ini Surah al-Kahfi ayat 1-10
“1. segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al kitab (Al-Quran) dan Dia tidak Mengadakan kebengkokan[871] di dalamnya;
2. sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
3. mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
4. dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: “Allah mengambil seorang anak.”
5. mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.
6. Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, Sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).
7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
8. dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.
9. atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim[872] itu, mereka Termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
10. (ingatlah) tatkala Para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini).”
[871] Tidak ada dalam Al-Quran itu makna-makna yang berlawananan dan tak ada penyimpangan dari kebenaran.
[872] Raqim: sebagian ahli tafsir mengartikan nama anjing dan sebagian yang lain mengartikan batu bersurat.”
Sepuluh ayat pertama Surah al-Kahfi diatas tidak hanya di hafalkan saja tetapi harus kita pelajari Surah al-Kahfi seutuhnya, untuk itu perhatikan ayat pertama surah tersebut :
“Segala Puji bagi Alloh yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al kitab (Al-Quran) dan Dia tidak Mengadakan kebengkokan[871] di dalamnya”.
Fakta di Zaman Modern ini banyak upaya-upaya manusia berlagak seperti Tuhan dengan mengupayakan ‘kebengkokan’ Al-Quran, dan yang menyedihkan mereka berasal umat Islam sendiri atau yang mengaku Islam terus menerus mengupayakan penyebaran pemahaman atau makna-makna yang berlawanan dan melakukan penyimpangan dari Kebenaran Hakiki Milik Alloh.
Bahkan upaya-upaya tersebut di dukung secara luas oleh Media Massa maupun Media Elektronik menyusup pada Partai Politik dan Organisasi Massa sehingga makna-makna dan penyimpangan tersebut diterima publik masyarakan secara luas lantas menjadi kebenaran menutupi Kebenaran yang Hakiki milik Alloh. Kebenaran yang Hakiki milik Alloh diupayakan menjadi absurd melalui Pemikiran Islam yang nyeleneh melalui Jaringan Islam Liberal (JIL) pada Kajian Utan Kayu dan pengakuan sebagai Islam Protestan, upaya mendatangkan Lady Gaga dan Irsyad Manji.
Untuk memperkuat argumentasi fitnah mereka, telah dilancarkan melalui Apakah semua orang di Mekkah yang berjenggot dan bercelana cingkrang adalah pengikutnya Amrozi?
Sedangkan label “Islam Moderat” dianggap sebagai Islam yang paling baik, padahal label “Islam Moderat” disematkan oleh Amerika dan Barat agar ‘mereka bisa duduk semeja dan makan malam bersama umat Islam’, padahal saudaranya dibantai di Palestina, Irak dan Afganistan.
Sungguh menyedihkan kondisi Umat Islam saat ini gara-gara Bom Bali 1 dan Bom WTC 11/9 termakan Fitnah Dajjal, umat Islam takut dan menghindari diskusi Islam sehingga saling curiga, masjid menjadi sepi dari diskusi cerdas dan mencerahkan, para orang tua menjauhkan anak-anak mereka dari diskusi Islam dan menyuruh mereka di rumah saja nonton musik dari petang hingga malam, dari pagi sampai siang, akibatnya ada guru menyuruh membuka kerudung si murid dan memaksanya berjoged ala K-Pop, sungguh menyedihkan, jika hal ini dibiarkan terus menerus, Islam tinggal namanya saja.
Akan datang pada manusia suatu zaman, ketika itu Islam tidak tinggal kecuali namanya, alqur’an tidak tinggal kecuali tulisannya, masjid-masjid megah namun kosong dari petunjuk, ulamanya termasuk orang paling hina yang berada dibawah langit , karena dari mereka timbul beberapa fitnah dan akan kembali padanya (H.R. Baihaqi Dari Ali R.A)
Islam ya Islam ! Islamnya Nabi Muhammad s.a.w ! Berdasarkan Al-Quran dan Hadist Marilah menjaga Ukhuwah Islamiyah.
Upaya menutupi Kebenaran milik Alloh itu dimulai dengan mengingkari sifat-sifat Alloh sebagai Al-Malik, sebagai Al-Akbar, sebagai Al-Hakam melalui Ajaran Montesquieu yang ada dalam kurikulum pendidikan anak-anak sejak SD SMP SMU hingga Perguruan Tinggi meresap dalam jiwa, benak dan pikiran mereka sehingga menjadi sesuatu yang rasional, tetapi sesungguhnya merupakan pengingkaran sifat-sifat Alloh sebagai Al-Malik, sebagai Al-Akbar, sebagai Al-Hakam.
Ajaran Trias Politica dimuat dalam karya Baron de Montesquieu, yang disusunnya selama 20 (duapuluh) tahun, dalam bukunya, De l’Esprit des Lois. Ajaran Trias Politica dalam sistem ketatanegaraan modern terdapat dalamLivre XI, yang berjudul “Des lois qui forment
la liberté politique, dans son rapport avec la constitution”, Chapitre VI: De la constitution d’Angleterre, yang berbunyi:
Il y a dans chaque État, trois sortes de pouvoirs : la puissance législative, la puissance exécutrice des choses qui dépendent du droit des gens, & la puissance exécutrice de celles qui dépendent du droit civil.
Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia (oleh Penulis) adalah sebagai berikut:
Dalam setiap negara ada tiga macam kekuasaan: kekuasaan legislatif, kekuasaan pelaksana undang-undang yang tergantung pada hak asasi manusia dan kekuasaan pelaksana undang-undang yang tergantung padahukum kemasyarakatan.
Manusia yang mendukung Kekuasaan Trias Politica (Pemeluk Ajaran Montesquieu) mendasarkan Hukum kepada Hak Asasi Manusia dan Hukum Kemasyarakatan tanpa mendasarkan kepada Hukum Alloh sebagai Hukum Tertinggi, lantas berpendapat hanya melalui tiga macam kekuasaan ini satu-satunya cara untuk mengupayakan Hukum Alloh sebagai Hukum Tertinggi, apakah itu pendapat yang menafikan Kekuasaan Alloh?,sehingga Pemeluk Ajaran Montesquieu ini sanggup mendustai keyakinan Islamnya mengingkari Alloh sebagai Al-Malik, sebagai Al-Akbar, sebagai Al-Hakam, dan itu Syirik !
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisa 59)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar