Laman

Minggu, 24 Juni 2012


Memahami Esensi Kesombongan



Dalam sebuah riwayat, Rosululloh bersabda “tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada secuil kesombongan”. Kemudian ada seseorang yang bertanya “bagaimana jika ada orang yang senang memakai pakaian yang indah dan sandal yang bagus?”, Beliau menjawab “sesungguhnya Alloh itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan mencela manusia”.
Dari riwayat ini dapat diambil kesimpulan bahwa esensi kesombongan terletak pada perilaku, bukan pada penampilan. Barangkali penampilan fisik memang dapat menjadi pemicu munculnya kesombongan, namun esensinya tetap pada perilaku. Setidaknya ada dua macam kesombongan yang dapat disimpulkan dari riwayat diatas, yaitu sombong pada kebenaran (al-haq) dengan menolaknya dan sombong pada makhluk dengan menghina atau merendahkannya.
Jika anda adalah seorang senior dalam sebuah komunitas, kemudian ada bawahan anda yang menasehati anda tentang sesuatu, maka apa respon anda? Jika anda merasa gengsi untuk menerima nasehat itu, bahkan mencela bawahan anda tersebut, maka itulah yang dimaksud dengan kesombongan. Biasanya sifat sombong memang akan muncul dari seseorang yang merasa dirinya lebih tinggi dari orang lain. Dan semua orang punya potensi seperti itu: seorang Kepala Sekolah bisa jadi gengsi menerima nasehat dari guru. Guru bisa jadi malu mendapat kritikan dari murid, walaupun kritikan tersebut membangun dan baik. Pada saat yang bersamaan murid juga akan mendapat predikat sombong jika Ia tidak mau mendengar nasehat dari teman sebayanya jika karena alasan gengsi dan merasa lebih tinggi.
Jadi, esensi kesombongan adalah sikap menolak kebenaran, dari siapapun itu dan mencela manusia. Sebab, kebenaran itu bisa datang dari siapa saja. jangan kita menolak kebenaran hanya karena yang membawanya adalah orang yang jabatannya lebih rendah dibanding kita. karena Nabi telah memperingatkan kita dengan peringatan yang sangat keras “tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya ada secuil kesombongan”. (sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar